Tebing Tinggi, Mediareportasenews.com
Untuk pertama kalinya, Kota Tebing Tinggi menjadi tuan rumah seminar nasional bertajuk “How To Be a Great Teacher”, yang menghadirkan pembicara bersertifikasi internasional, Mr. Syafii Efendi, MM. Acara ini digelar pada Selasa, 15 Juli 2025, di Gedung Hj. Sawiyah dan berlangsung meriah dengan diikuti oleh ratusan guru dari berbagai jenjang pendidikan.
Dalam seminar tersebut, Coach Syafii Efendi menekankan pentingnya kemandirian bagi para guru, baik dalam aspek mental, wawasan, maupun finansial. Ia menegaskan bahwa guru seharusnya tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pribadi yang mandiri dan sejahtera, sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi bangsa dan daerahnya.
Melalui pemaparannya yang inspiratif dan disampaikan dengan gaya dinamis, Syafii membagikan tiga kunci utama agar para guru bisa berkembang dan bertransformasi menjadi sosok yang hebat. Pertama, mengubah pola pikir dari yang konservatif menjadi lebih terbuka dan modern. Kedua, mengganti lingkungan pergaulan. “Tinggalkan teman-teman yang negatif, suka bergosip, dan tidak mendukung pertumbuhan. Carilah lingkungan yang mendorong perkembangan diri,” pesannya. Ketiga, mengubah pola kerja. Ia mendorong guru untuk mulai menerapkan metode mengajar yang lebih kreatif dan inovatif sesuai dengan perkembangan zaman.
Seminar ini juga dilengkapi dengan materi visual menarik yang ditampilkan melalui videotron, sehingga mampu menyampaikan pesan secara efektif kepada peserta. Dalam kesempatan tersebut, Syafii turut menyampaikan kritik terhadap pola pembelajaran di Indonesia yang dinilainya masih tertinggal dibanding negara-negara maju. Ia memaparkan bagaimana sistem pendidikan di negara maju telah dirancang untuk membentuk karakter dan keahlian peserta didik secara bertahap.
Di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), misalnya, pendidikan difokuskan pada pengembangan motorik anak. Di Sekolah Dasar (SD), penekanan diberikan pada penguatan dasar ilmu pengetahuan seperti matematika, bahasa, sains, dan seni. Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), pembelajaran diarahkan pada pengembangan kemandirian belajar serta minat dan bakat siswa. Di tingkat SMA, pendidikan difokuskan pada persiapan masuk perguruan tinggi atau dunia kerja, serta pengembangan keterampilan khusus. Sedangkan di perguruan tinggi, tujuan utama adalah membentuk keahlian spesifik, mendorong penelitian, dan memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan.
“Sudah saatnya kita mengubah pola belajar. Pendidikan bukan hanya soal menghafal materi untuk ujian, tapi tentang memahami konsep dan mengembangkan keterampilan siswa. Tugas guru adalah memberikan pemahaman, bukan sekadar mengejar hafalan,” tegasnya penuh semangat.
Turut hadir dalam acara tersebut Joko Imawan, Ketua Teacherpreneur Nusantara Sumut, Ketua Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kota Tebing Tinggi, serta jajaran pengurus lainnya. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap peningkatan kapasitas guru di era pendidikan modern. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar