Pantauan wartawan MediaReportaseNews.com pada Senin (30/06/2025) di lokasi kegiatan pembuatan parit isolasi di area Kebun Afdeling IX PTPN IV Regional II Pasir Mandoge, tampak bahwa kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan proses replanting dan chipping terhadap pohon-pohon kelapa sawit tua.
Salah seorang karyawan PTPN IV Regional II Pasir Mandoge, yang berperan sebagai Petunjuk Jalan (PJ) dalam kegiatan tersebut, menjelaskan kepada media bahwa tujuan pembangunan parit isolasi adalah untuk melindungi tanaman kelapa sawit yang masih muda dari gangguan ternak, khususnya ternak lembu. Tanaman muda hasil replanting sangat rentan terhadap kerusakan jika dimasuki oleh ternak.
Namun demikian, awak media ini juga menyampaikan kekhawatiran terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan dari pengerjaan parit isolasi tersebut. Meskipun tujuannya baik, terdapat indikasi bahwa badan jalan yang berada sangat dekat dengan lokasi parit berpotensi mengalami longsor. Ukuran parit yang cukup besar—dengan lebar bagian atas sekitar 4 meter, bagian dalam 3 meter, dan lebar bawah 2,5 meter—dan jaraknya yang hanya beberapa meter dari jalan milik pemerintah kabupaten menimbulkan kekhawatiran serius.
Fakta di lapangan juga menunjukkan adanya titik longsor yang sudah terjadi antara jalan dan area HGU milik PTPN IV Regional II Pasir Mandoge. Tanah yang telah mengalami longsor di area tersebut menjadi indikasi bahwa kondisi lingkungan sekitar berpotensi mengalami kerusakan lebih lanjut yang dapat berdampak langsung kepada masyarakat setempat.
![]() |
Awak media kemudian mencoba mengkonfirmasi kepada Kepala Dusun XIII Desa Huta Bagasan, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, yang kebetulan melintas di lokasi usai dari kantor desa. Saat ditanya apakah pihak PTPN IV Pasir Mandoge pernah berkoordinasi dengan pemerintah desa, kecamatan, atau pemerintah daerah terkait aktivitas pengerjaan parit isolasi—yang oleh masyarakat disebut “parit gajah”—Kepala Dusun dengan tegas menjawab, “Tidak ada, tidak ada ito. Pihak kebun tidak ada berkoordinasi dengan pemerintah desa.”
Beberapa saat kemudian, Asisten Afdeling IX, Yopie Priest Aulia Sunaga, bersama seorang mandor bernama Siagian, tiba di lokasi. Kepada awak media ini, mereka kembali dikonfirmasi mengenai kegiatan pembuatan parit isolasi serta potensi dampaknya terhadap lingkungan, khususnya di area antara jalan dan HGU.
Asisten afdeling menyatakan bahwa pihaknya sebenarnya telah mengingatkan Petunjuk Jalan (PJ) agar area yang rawan longsor tersebut segera ditimbun kembali. “Iya, Bang, kemarin sudah kita ingatkan agar ditimbun kembali di area yang longsor itu,” ujarnya.
Melalui pemberitaan ini, masyarakat berharap agar Pemerintah Kabupaten Asahan segera menindaklanjuti dan meninjau langsung aktivitas pengerjaan parit isolasi yang dilakukan oleh PTPN IV Regional II Pasir Mandoge. Hal ini penting agar dapat dicegah kemungkinan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti longsornya jalan umum, serta memperhitungkan manfaat dan kerugian yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Terlebih lagi, hanya beberapa meter dari lokasi penggalian parit terdapat fasilitas umum penting, seperti tiang listrik milik PLN. (ps)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar