Serdang Berdagai, Mediareportasenews.com
Kronologi insiden
Konfirmasi awal
Wartawan menanyakan informasi bahwa Abdullah diduga menjadi pemasok material proyek tanggul sungai.
Kades semula berdalih bukan pemasok, hanya “perantara”, serta mengaku tidak memiliki kuari.
Pengakuan
Setelah dicecar pertanyaan, Abdullah akhirnya mengakui dirinya menjadi pemasok material proyek tersebut.
Sikap arogan
Abdullah membanting dompet ketika wartawan tetap meminta keterangan lengkap agar pemberitaan berimbang.
Ia juga menolak tudingan pengerjaan menggunakan mixer manual meskipun wartawan menunjukkan bukti video.
Transparansi anggaran desa
Saat wartawan menanyakan papan informasi anggaran (plang) pekerjaan rabat blok, Abdullah menyebut plang “masih ditempa”.
Ketika ditanya nilai anggaran, Kades tidak menjawab, malah menyerahkan amplop berisi Rp 150.000, uang yang sebelumnya disodorkan Sekdes kepada wartawan. Wartawan menolak, menyebabkan Abdullah kembali tersulut emosi. Wartawan kemudian meninggalkan kantor demi menghindari keributan lanjutan.
Dugaan pelanggaran
Potensi konflik kepentingan: Kades menjadi pemasok material proyek pemerintah di desanya sendiri.
Kualitas pekerjaan: Warga menduga konstruksi tanggul tanpa pondasi kokoh dan pengecoran dilakukan manual, namun Kades membantah walau ada bukti video.
Kurangnya transparansi: Papan proyek belum terpasang, padahal pekerjaan sudah berjalan; nilai rabat blok tak diungkap.
Penyalahgunaan wewenang: Abdullah diduga menutup mata terhadap amburadulnya proyek box culvert hampir Rp 200 juta dan proyek tanggul Rp 1,514 miliar.
Tanggapan masyarakat
Warga menilai, sebagai pejabat publik, Abdullah seharusnya bersikap kooperatif, mengayomi, serta mengedepankan transparansi, bukan bertindak arogan ketika dimintai klarifikasi. (Tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar