Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Di Konklaf, 16 Kandidat Paus Favorit Sebagai Pengganti Paus Fransiskus

Kamis, 08 Mei 2025 | Mei 08, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-08T04:11:50Z

Konklaf: Sidang tertutup untuk pemilihan paus baru sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma di Vatican City. (Canva.com)


Vatican City, Mediareportasenews.com

Sebanyak 133 kardinal dari berbagai belahan dunia memulai konklaf di Kapel Sistina, Vatikan, pada Rabu (7/5/2025) hari ini. Proses tertutup ini bertujuan untuk memilih Paus baru menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada Senin (21/4/2025). Meskipun tidak ada kampanye terbuka atau daftar resmi kandidat, sejumlah nama mencuat sebagai calon kuat berdasarkan pengalaman, pengaruh, dan posisi mereka saat ini.

Berdasarkan laporan AFP, berikut 16 kardinal yang dinilai memiliki peluang besar menjadi penerus Takhta Suci:

Kandidat dari Eropa Mendominasi

Dari Eropa, sejumlah nama besar muncul, di antaranya:

  • Pietro Parolin (70), Italia
    Menteri Luar Negeri Vatikan dan orang kepercayaan utama Paus Fransiskus selama masa kepemimpinannya.

  • Pierbattista Pizzaballa (60), Italia
    Saat ini menjabat sebagai Patriark Latin Yerusalem. Ia memimpin umat Katolik di wilayah Timur Tengah, termasuk Israel, Palestina, Yordania, dan Siprus.

  • Matteo Maria Zuppi (69), Italia
    Uskup Agung Bologna yang dikenal sebagai diplomat rahasia Vatikan dan pernah menjadi utusan khusus perdamaian untuk Ukraina.

  • Claudio Gugerotti (60), Italia
    Kardinal multibahasa asal Verona dan pakar Gereja Timur.

  • Jean-Marc Aveline (66), Prancis
    Uskup Agung Marseille yang lahir di Aljazair dan dikenal memiliki pengalaman dalam lingkungan multikultural.

  • Anders Arborelius (75), Swedia
    Kardinal pertama dari Swedia. Ia adalah mualaf Katolik dan menjadi pemimpin spiritual di salah satu masyarakat paling sekuler di dunia.

  • Mario Grech (68), Malta
    Uskup Emeritus Gozo, dikenal sebagai mediator dan tokoh kompromi potensial.

  • Peter Erdo (72), Hongaria
    Uskup Agung Esztergom-Budapest, seorang intelektual dan pakar hukum kanon, fasih dalam tujuh bahasa, dan telah menulis lebih dari 25 buku.

  • Jean-Claude Hollerich (66), Luksemburg
    Seorang Jesuit dan mantan misionaris di Jepang selama dua dekade. Ia ahli dalam hubungan Eropa-Asia dan sastra Jerman.

Asia Menyumbang Dua Kandidat Kuat

  • Luis Antonio Tagle (67), Filipina
    Uskup Agung Emeritus Manila. Dikenal sebagai sosok karismatik dan moderat, serta vokal dalam mengkritik kelemahan Gereja, termasuk skandal pelecehan seksual.

  • Charles Maung Bo (76), Myanmar
    Kardinal pertama dari Myanmar, diangkat oleh Paus Fransiskus pada 2015. Ia menjadi figur penting di negara mayoritas Buddha tersebut.

Suara Afrika dan Amerika Juga Diperhitungkan

Dari Afrika, tiga nama mencuat:

  • Peter Turkson (76), Ghana
    Kardinal senior yang selama bertahun-tahun disebut-sebut sebagai calon paus kulit hitam pertama.

  • Robert Sarah (79), Guinea
    Mantan prefek Kongregasi Ibadat Ilahi, dikenal dengan pandangan konservatif. Jika Paus Fransiskus wafat lebih lambat, ia tak akan memenuhi syarat usia karena akan berusia 80 tahun pada 16 Juni.

  • Fridolin Ambongo Besungu (65), Kongo
    Uskup Agung Kinshasa dan satu-satunya kardinal Afrika dalam Dewan Penasihat Paus, serta Ketua Asosiasi Uskup Afrika (SECAM).

Dari Amerika, dua tokoh juga menjadi sorotan:

  • Robert Francis Prevost (69), Amerika Serikat
    Kardinal asal Chicago yang menjabat sebagai Prefek Dikasteri Uskup dan bertanggung jawab dalam seleksi uskup baru.

  • Timothy Dolan (75), Amerika Serikat
    Uskup Agung New York yang dikenal konservatif dan vokal menentang aborsi. Ia juga dikenal karena kepribadian ceria dan kedekatannya dengan budaya Irlandia-Amerika.

Meskipun proses pemilihan Paus baru berlangsung secara tertutup, daftar kandidat di atas mencerminkan keragaman latar belakang dan pengalaman. Siapa pun yang terpilih, ia akan memimpin Gereja Katolik dunia dalam menghadapi tantangan zaman, dengan warisan Paus Fransiskus sebagai pijakan penting untuk masa depan. (Sumber: Kompas.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update