Keberadaan BLK di lingkungan pesantren bertujuan agar para santri memperoleh pelatihan keterampilan dan bekal kerja sebelum kembali ke masyarakat. Hal tersebut disampaikan Bupati usai memimpin Upacara Peringatan HSN 2025 di Alun-Alun Pemkab Deli Serdang, Rabu (22/10/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Bupati menegaskan bahwa pesantren memiliki peran strategis dalam membentuk karakter generasi bangsa. Pemerintah daerah, katanya, akan hadir dan berperan aktif dalam memajukan pendidikan pesantren yang berdaya saing.
“Pesantren bukan hanya mencetak insan berakhlak, tetapi juga calon-calon pemimpin dan pelaku usaha masa depan. Melalui kehadiran BLK di pesantren, kami ingin para santri memiliki keterampilan, semangat kewirausahaan, dan kemandirian ekonomi,” ujar Bupati dalam pidatonya.
Di tempat terpisah, Plt. Disnaker Deli Serdang, Norma Siagian, menuturkan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti arahan Bupati dengan melakukan kerja sama antara Disnaker dan Kementerian Agama (Kemenag) Deli Serdang.
“Ke depan, kita akan membuat perjanjian kerja sama antara Dinas Ketenagakerjaan dan Kemenag Deli Serdang terkait teknis pelatihan serta pelaksanaan program. Kami targetkan bisa mulai berjalan pada awal tahun 2026,” ujar Norma.
“Semoga arwah para santri diterima Allah Subhanahu Wa Ta’ala di sisi-Nya,” ucap Bupati di sela-sela pidatonya.
Dalam pidatonya, Bupati menjelaskan bahwa penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri merujuk pada tercetusnya Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari, yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi tersebut menjadi pemantik semangat perlawanan rakyat, yang kemudian melahirkan peristiwa heroik 10 November 1945, yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Bupati menegaskan bahwa tahun 2025 merupakan sepuluh tahun peringatan Hari Santri sejak pertama kali ditetapkan pemerintah pada tahun 2015.
“Sepuluh tahun bukan waktu yang singkat. Dalam rentang waktu itu, kita menyaksikan semakin kuatnya peran pesantren dan santri dalam berbagai bidang kehidupan,” sebut Bupati.
Bupati menyebut banyak alumni pesantren yang kini menjadi tokoh nasional, pejabat publik, pengusaha, ilmuwan, hingga pemikir dunia. Bahkan, tidak sedikit santri yang telah berkiprah di level internasional, membawa nama baik Indonesia di kancah global.
Tahun ini, Hari Santri mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”, yang dinilai Bupati sangat tepat karena mencerminkan tekad dan peran santri sebagai penjaga kemerdekaan sekaligus penggerak kemajuan.
“Santri tidak boleh hanya menjadi penonton dalam perubahan zaman. Santri harus hadir sebagai pelaku sejarah baru, membawa nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dalam membangun peradaban dunia yang damai, adil, dan berkeadaban,” tegasnya.
“Hari Santri harus menjadi momentum kebangkitan santri Indonesia. Santri sekarang tidak hanya menguasai kitab kuning, tetapi juga harus menguasai teknologi, sains, dan bahasa dunia. Dunia digital juga harus menjadi ladang dakwah baru bagi para santri,” imbuhnya.
“Jadilah santri yang berilmu, berakhlak, dan pelopor. Rawatlah tradisi pesantren, tetapi juga peluklah inovasi zaman. Bawalah semangat pesantren ke ruang publik, ke dunia kerja, dan ke ranah internasional. Tunjukkan bahwa santri mampu menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton. Barang siapa yang menanam ilmu, maka ia menanam masa depan,” pungkasnya.
Mereka menyatakan komitmen untuk mendukung inisiatif Bupati dalam penyediaan fasilitas BLK di pesantren.
“Kami di DPRD siap mendukung, terutama jika nanti ada kebutuhan anggaran untuk realisasi program ini. Akan kami bahas di Badan Anggaran,” ujar para legislator tersebut dengan antusias. (sb)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar