Bp. Mandoge, Mediareportasenews.com
Tingkat pencurian Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV PalmCo Regional II Pasir Mandoge diduga masih tinggi. Dugaan ini muncul berdasarkan temuan wartawan Mediareportasenews.com di areal kebun Afdeling V PTPN IV PalmCo Regional II Pasir Mandoge, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan (Sumut).
Di lokasi tersebut, terlihat tumpukan TBS kelapa sawit yang ditempatkan tidak jauh dari kantor dan rumah dinas karyawan Afdeling V, yang diduga sudah lebih dari sehari berada di sana. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan terkait keamanan aset perusahaan.
Ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Karyawan Pimpinan (Karpym) atau mandor I Afdeling V, Fadly, menjelaskan bahwa TBS yang ditemukan tersebut merupakan hasil tangkapan dari aksi pencurian. “Izin BG, itu buah tangkapan ninja BG,” jawab Fadly, Sabtu (6/9/2025).
Namun, temuan lain di lapangan menunjukkan kondisi berbeda. Wartawan menemukan adanya brondolan sawit yang sudah terkumpul di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH), namun belum dimuat ke truk untuk diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Selain itu, sejumlah brondolan juga terlihat berserakan di bawah pohon usai panen, serta gulma yang tumbuh subur di sekitar batang kelapa sawit, hanya beberapa meter dari kantor Afdeling V. Hingga berita ini diturunkan, pertanyaan wartawan terkait hal tersebut belum mendapat jawaban dari pihak mandor maupun pihak manajemen Afdeling V.
Situasi ini menimbulkan dugaan bahwa pengawasan di lapangan masih lemah. Tanggung jawab mandor selaku karyawan pimpinan dinilai belum berjalan optimal, khususnya dalam hal pengawasan operasional dan manajemen tenaga kerja. Kondisi ini dikhawatirkan berdampak pada rendahnya produktivitas serta kualitas hasil panen.
Keterangan Fadly yang menyebut sebagian TBS merupakan hasil tangkapan pencuri, ditambah keberadaan brondolan yang tidak diangkut serta gulma yang tidak terurus, semakin memperkuat dugaan bahwa perusahaan mengalami kerugian. Minimnya pengutipan brondolan juga berpotensi mengurangi produksi minyak sawit. Hal ini mengindikasikan adanya persoalan pada prosedur kerja maupun manajemen kebun, yang secara tidak langsung memberi peluang bagi pihak-pihak tertentu melakukan pencurian aset perusahaan.
Karena itu, pimpinan manajemen PTPN IV PalmCo Regional II, termasuk SEVP Operasional dan GM, diharapkan segera melakukan evaluasi terhadap jajaran pejabat kebun Pasir Mandoge. Tujuannya agar produktivitas serta kualitas hasil panen dapat ditingkatkan dan berdampak positif pada kesejahteraan karyawan.
Masih di lokasi yang sama, wartawan juga menemukan adanya pembangunan satu unit bangunan yang kabarnya diperuntukkan sebagai gudang pupuk Afdeling V. Pekerjaan tersebut dilakukan oleh rekanan/vendor, namun para pekerja terlihat tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Ketika dikonfirmasi, seorang pekerja menyebut bahwa APD tidak disediakan pihak vendor. Hal ini jelas melanggar aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Selain itu, wartawan juga mendapati kondisi bendera merah putih di depan kantor Afdeling V dalam keadaan robek, kusam, dan terlihat berlumut. Kondisi ini menimbulkan kesan bahwa pihak manajemen tidak mematuhi aturan pemerintah terkait penghormatan simbol negara. Minimnya perhatian dari manajer maupun asisten kepala terhadap hal tersebut dinilai mencoreng citra perusahaan plat merah, yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat. (ps)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar